Thursday, December 29, 2011

Sudan dan China berencana tinggalkan dollar USA....???

Negara Sudan telah meminta mitra dagang terbesarnya China untuk menggunakan mata uang yuan dan pound Sudan ketimbang Dolas AS dalam pembayaran transaksi perdagangan mereka, “tutur gubernur Bank Central Sudan, Rabu kemarin.

Beliau juga menegaskan, “ jika Cina setuju untuk itu, kita bisa berhenti sepenuhnya dari dolar."
"Perekonomian Cina sekarang terbesar kedua di dunia dan akan segera menjadi yang terbesar," jelasnya.
Beijing berharap penggunanaan mata uang Yuan lebih luas dalam perdagangan international, akan tetapi Dolar masih menjadi dominan mata uang dalam transaksi global.
Negara China adalah salah satu negara yang haus dalam investor asing terbesar disektor minyak Sudan, hingga dalam jumlah yang tinggi, menurut situs kedutaan besar China tahun lalu bernilai $10 miliar.
Seorang utusan khusus Cina telah berusaha untuk menyelesaikan sengketa ekspor minyak antara Sudan dan Sudan Selatan, yang mengambil 75 persen dari produksi minyak negara itu setelah memperoleh kemerdekaannya pada bulan Juli lalu.
Sebagian besar pendapatan ekspor Sudan berada disektor minyak bumi, namun setelah terpisahnya Sudan selatan, angka persentasi inflasi diSudan tergolong tinggi, menurut perkiraan pemerintah Sudan ditahun 2012 nanti angka inflasi itu mencapai 17%, yang mana jika ini dibiarkan berdampak buruk bagi mata uang Sudan – Pound Sudan.
Selain itu, Negara China juga merupakan pemasok militer terbesar ke Khartoum, setelah menderita sanksi ekonomi AS sejak tahun 1997 (Embargo).
Pada bulan Juli lalu kunjungan Presiden Sudan Omar Hasan el-Bashier ke Beijing disambut baik oleh Presiden China Hu Jintao, dalam pertemuannya itu kedua negara sepakat menandatangani perjanjian ekonomi antara kedua belah pihak, yang mana memicu kemarahan Washington dan PBB.

No comments:

Post a Comment